Kamis, 14 Mei 2020

Analisa Kelayakan Bisnis/ Investasi

 Definisi Analisa Kelayakan Bisnis


Pengertian Studi Kelayakan Bisnis menurut Kasmir dan Jakfar (2003) adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan.
Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.
Penjelasan Mengenai Kriteria Investasi 
Studi kelayakan bisnis pada dasarya bertujuan untuk menentukan kelayakan bisnis berdasarkan kriteria investasi. Kriteria tersebut diantaranya adalah: 

1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value atau sering disingkat dengan NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas yang masuk dengan nilai sekarang dari arus kas yang keluar pada periode waktu tertentu. NPV atau Net Present Value ini mengestimasikan nilai sekarang pada suatu proyek, aset ataupun investasi berdasarkan arus kas masuk yang diharapkan pada masa depan dan arus kas keluar yang disesuaikan dengan suku bunga dan harga pembelian awal. Net Pressent Value menggunakan harga pembelian awal dan nilai waktu uang (time value of money) untuk menghitung nilai suatu aset. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa NPV adalah Nilai Sekarang dari Aset yang dikurangi dengan harga pembelian awal.

NPV atau Net Present Value ini banyak digunakan dalam penganggaran modal untuk menganalisa profitabilitas dari sebuah proyek ataupun proyeksi investasi. Para pemilik modal ataupun manajemen perusahaan dapat menggunakan perhitungan NPV ini untuk mengevaluasi apakah akan berinvestasi atau tidak berinvestasi pada suatu proyek baru ataupun investasi pada pembelian aset baru. Dalam bahasa Indonesia, Net Present Value atau NPV ini disebut juga dengan “Nilai Bersih Sekarang” atau “Nilai Bersih Saat Ini”.

Rumus NPV:

NPV = ( C1 / (1 + r )1) + ( C2 / ( 1 + r )2 ) + ( C3 / (  1 + r )3 ) + … + ( Ct / ( 1 + r )t ) – C0
Keterangan:
  • NPV = Net Present Value (dalam rupiah)
  • Ct = Arus kas per tahun pada periode t
  • C0 = Nilai investasi awal tahun ke-0 (dalam rupiah)
  • r = suku bunga atau discount rate (dalam persen)


2. Payback Period (PP)
Periode Payback adalah periode atau jumlah tahun yang diperlukan untuk pembayaran nilai investasi yang telah dikeluarkan. Periode pengembalian dalam bahasa Indonesia dapat disebut juga dengan Periode Pengembalian Modal. Para Investor atau Pengusaha sering menggunakan Payback Period  (PP) atau Periode Pengembalian Modal ini sebagai penentu dalam mengambil keputusan Investasi seperti keputusan yang menentukan apakah akan menginstal Menginstal modalnya ke suatu proyek atau tidak. Beberapa periode yang menarik bagi investor besar.

Contoh Rumus Payback Period:


3. Benefit Cost Ratio
Rasio B / C (Rasio Biaya Manfaat) adalah ukuran yang ditentukan antara total pendapatan dengan Total Biaya produksi (Biaya = C). B berarti Manfaat, sedangkan biaya C berarti. Hitung b / c rasio ini dihitung dari tingkat suku bunga. Dalam menentukan nilai, B / C digunakan sebagai alat untuk mengetahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak menguntungkan.
Rumus untuk menghitung b / c rasio adalah:
Rasio B / C = Jumlah Pendapatan (B): Total Biaya Produksi (TC)

4. Internal Rate of Return
IRR adalah singkatan dari Internal Rate of Return yang menjadi salah satu acuan penghitungan efisiensi dari sebuah investasi. Secara sederhana, penghitungan IRR dapat menjadi dasar apakah sebuah investasi layak dilakukan atau tidak. Sebuah investasi yang dianggap layak jalan harus memenuhi kriteria nilai IRR lebih tinggi ketimbang minimum acceptable rate of return atau minimum attractive rate of return.
Minimum acceptable rate of return adalah laju pengembalian minimum dari sebuah investasi yang berani dilakukan seorang investor. Tidak hanya itu, sebuah kegiatan investasi juga bisa dilanjutkan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar daripada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain, termasuk bunga deposito bank, reksadana, atau bentuk investasi lainnya.
Berikut Rumus IRR.
IRR = rk + ( NPV rk / (TPV rk – TPV rb))x (rb-rk)
Keterangan:
  • IRR = Internal Rate of Return
  • rk = tingkat bunga yang lebih kecil (rendah)
  • rb = tingkat bunga yang lebih besar (tinggi)
  • NPV rk = Net Present Value pada tingkat bunga kecik
  • TPV rk = Total Present Value pada tingkat bunga kecil
  • TPV rb = Total Present Value pada tingkat bunga yang besar
Ingat, IRR adalah tingkat diskon rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Kesimpulannya, bila penghitungan IRR lebih besar ketimbang discount factor, maka dapat dibilang bahwa investasi yang akan dilakukan dinilai layak. 

  • Contoh kasus dan perhitungan menggunakan rumus NPV

Manajemen Perusahaan ADC ingin membeli mesin produksi untuk meningkatkan jumlah produksi produknya. Harga mesin produksi yang baru tersebut adalah Rp150 juta dengan suku bunga pinjaman sebesar 12 persen per tahun. Arus kas yang masuk diestimasikan sekitar Rp50 juta per tahun selama lima tahun. 
Pertanyaannya, apakah rencana investasi pembelian mesin produksi ini dapat dilanjutkan?

Penyelesaian:

  • Ct = Rp. 50 juta
  • C0 = Rp. 150 juta
  • r = 12% (0,12)

Jawaban:

NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0
NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150
NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150
NPV = 180,24 – 150
NPV = 30,24
Jadi nilai NPV adalah Rp30,24 juta.